RangkaianArus Bolak Balik, Listrik, Daya, Resonansi, Pengertian, Fungsi, Resistor, Induktif, Kapasitor, Seri RLC, Rumus, Contoh Soal, Jawaban, Praktikum, Penerapan, Aplikasi - Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator. Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan listrik bolak-balik. Arus bolak-balik atau alternating current (AC) adalah
PembahasanDiketahui Ditanya V ? Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian. Untuk menghitung nilai V, maka kita tentukan hambatan pengganti totalnya terlebih dahulu Hasilnya diparalelkan dengan Kemudian, Sehingga nilai tegangannya Dengan demikian, nilai voltmeter yang terukur adalah . Jadi, jawaban yang benar adalah Ditanya V ? Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian. Untuk menghitung nilai V, maka kita tentukan hambatan pengganti totalnya terlebih dahulu Hasilnya diparalelkan dengan Kemudian, Sehingga nilai tegangannya Dengan demikian, nilai voltmeter yang terukur adalah . Jadi, jawaban yang benar adalah D.
Apakahanda perlu mengetahui cara menghitung resistansi rangkaian seri, paralel, dan gabungan seri dan paralel? (1) konsep mengenai arus masih Menghitung Total Hambatan Resistor Secara Seri, Paralel Menjelaskan prinsip dasar rangkaian seri dan paralel resistor. Rangkaian seri dan paralel resistor. Tipe ragkaian ini merupakan kombinasi rangkaian seri dan rangkaian parallel, seperti
Resistor adalah komponen listrik pasif dua terminal yang menerapkan hambatan listrik sebagai elemen sirkuit. Di sirkuit elektronik, resistor digunakan untuk mengurangi aliran arus, menyesuaikan level sinyal, untuk membagi tegangan, elemen bias aktif, dan mengakhiri saluran transmisi, serta penggunaan lainnya. Resistor berdaya tinggi dapat menghilangkan banyak daya listrik menjadi panas, dapat digunakan sebagai bagian dari kontrol motor, sistem distribusi daya, atau sebagai beban uji untuk generator. Resistor tetap memiliki resistansi yang sedikit sekali perubahan nilainya akibat pengaruh suhu, waktu atau tegangan operasi. Resistor variabel dapat digunakan untuk menyesuaikan elemen sirkuit seperti kontrol volume atau peredup lampu, atau sebagai perangkat penginderaan panas, cahaya, kelembapan, gaya, atau aktivitas kimia. Dasar Resistor¶ Resistor merupakan komponen elektronik yang spesifik, yang memiliki nilai hambatan listrik yang tidak berubah. Resistansi resistor membatasi aliran elektron yang mengalir didalam sirkuit. Resistor merupakan komponen fasif yang berarti bahwa resistor hanya mengkonsumsi daya dan tidak dapat menghasilkannya. Resistor biasanya ditambahkan ke dalam sirkuit untuk melengkapi komponen aktif seperti halnya op-amp, mikrokontroler, dan sirkuit terpadu IC lainnya. Umumnya resistor digunakan untuk membatasi arus limit current, membagi tegangan voltage divider, dan sebagai pull-up I/O. Unit resistor¶ Hambatan listrik dari sebuah resistor diukur dalam satuan ohm. Simbol untuk ohm menggunakan huruf Yunani greek-capital yaitu omega . Definisi dari 1 yang mendekatinya adalah resistansi antara dua titik di mana 1 volt 1V energi potensial yang digunakann akan mengalirkan arus sebesar 1 ampere 1A. Seperti halnya satuan SI lain, besar atau kecilnya nilai ohm dapat disederhanakan dengan prefix awalan seperti kilo-, mega-, atau giga-, sehingga membuat resistor bernilai besar mudah untuk dibaca. Kita sudah terbiasa untuk melihat nilai resistor dengan satuan antara kilohm k dan megaohm M namun sangat jarang untuk menemukan resistor dalam satuan miliohm m. Sebagai contoh, resistor setara dengan resistor 4,7k, dan resistor dapat ditulis menjadi atau lebih umumnya 5,6M. Simbol Skematik¶ Pada umumnya resistor memiliki dua terminal. Satu titik sambungan pada setiap ujung resistor. Ketika membaca skema rangkaian elektronik, resistor biasanya digambarkan seperti salah satu dari dua simbol dibawah ini. Dua simbol umum resistor pada skematik. R1 adalah simbol bergaya Amerika sebesar 1K, dan R2 adalah simbol resistor bergaya Internasional sebesar 47k Terminal dari masing-masing simbol resistor diatas adalah garis perpanjangan dari gerigi atau persegi panjang. Garis perpanjangan inilah yang terhubung kedalam rangkaian. Simbol resistor dalam rangkaian biasa diberi dua keterangan, yaitu nilai resistansi dan nama/nomor urutan resistor. Nilai resistor ditampilkan dalam satuan ohm, dan nama resistor biasanya diawali menggunakan huruf R yang diikuti nomor urut resistor, dan nomor urut resistor haruslah unik antara satu resistor dengan lainnya tidak boleh ada resistor dengan nomor urut sama, karena beberapa perangkat lunak pembuat rangkaian akan menampilkan pesan kesalahan. Kedua hal ini sangatlah penting untuk mengevaluasi dan menciptakan sirkuit sebenarnya. Sebagai contoh, dibawah ini ada beberapa resistor yang digunakan pada rangkaian 555 Contoh skema dengan resistor pada timer pewaktu 555. Pada sirkuit diatas, resistor memiliki peran kunci untuk menentukan frekuensi output timer 555 R1 dan R2. Sedangkan resistor lainnya R3 membatasi arus yang mengalir ke LED. Jenis Resistor¶ Resistor dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Resistor dibuat dalam bentuk througt-hole atau surface-mount. Sesuai standar, resistor dibuat secara khusus seperti; static resistor nilai hambatan tidak berubah, pack resistor gabungan resistor dalam satu bentuk, atau variable resistor nilai hambatan yang bisa diubah. Bentuk dan Ukuran¶ Resistor dibuat dengan bentuk salah satu dari dua jenis yang umumnya digunakan yaitu through-hole dan atau surface-mount. Jenis resistor through-hole biasanya disingkat menjadi PTH plated through-hole sedangkan surface-mount biasa disingkat menjadi SMD surface mount device atau SMT surface mount technology. Resistor through-hole dibuat dengan ukuran yang lebih panjang, kedua ujungnya diperpanjang dengan kawat dan dibuat lentur agar dapat terpasang dengan baik pada breadboard, atau disolder tangan pada papan prototype dan atau pada Printed Circuit Board PCB. Resistor PTH ini biasanya digunakan pada breadboarding rangkaian uji coba, prototyping rangkaian sebelum tahap pembuatan masal, atau dalam rangkaian jadi dimana kita menggunakan solder manual. Resistor PTH lebih panjang 0,6mm dibanding resistor SMD. Kelemahan resistor PTH ini adalah sisa ujung kawat terminal resistor cukup panjang yang terkadang butuh pemangkasan untuk merapihkannya, dan membutuhkan ruangan lebih luas jika dibandingkan resistor jenis SMD. Biasanya resistor through-hole dibuat dalam paket aksial. Ukuran resistor aksial disesuaikan dengan rating dayanya. Sebuah resistor ½W memiliki panjang sekitar 9,2mm, sedangkan resistor ¼W memiliki dimensi yang lebih kecil yaitu panjang sekitar 6,3mm. Resistor ½W atas dan resistor ¼W watt Resistor surface-mount biasanya memiliki dimensi persegi panjang hitam kecil, diakhir kedua sisinya lebih tipis, mengkilap, perak dan merupakan sisi konduktif. Tahanan ini dibuat untuk bisa ditempatkan diatas PCB, dimana resistor jenis ini disolder diatas pad yang sudah disesuaikan dengan dimensi resistor. Pad ini tidak berlubang layaknya dudukan resistor PTH namun pad resistor SMD dibuat landasan persegi empat, sehingga proses penyolderan lebih mudah dengan luas area yang lebih sempit. Posisi pemasangan resistor pun berhadapan langsung dengan pad tidak bersebrangan layaknya resistor PTH. Resistor SMD ini sangat kecil, posisi pemasangan biasanya diatur oleh robot kemudian dimasukan kedalam oven untuk melelehkan timah solder pada permukaan pad sehingga melekat dengan kuat pada PCB. Sebuah resistor SMD kecil 0603 diletakan didepan hidung George Washington di atas coin uang AS yang mengkilap. Resistor SMD dibuat dengan beberapa standar ukuran, yaitu; 0805 panjang 0,8mm dan lebar 0,5mm, 0603, dan 0402. Mereka biasanya digunakan pada papan sirkuit yang diproduksi secara masal, atau pada desain dimana ruang merupakan hal yang sangat diperhatikan. Resistor jenis ini tetap bagus dan menarik walau proses pemasangan pada PCB menggunakan solder manual, namun hati-hati dalam memilih standar ukuran, resistor SMD dengan standar ukuran yang terlalu kecil misal 0402 sangatlah sulit jika proses penyolderan dilakukan secara manual. Komposisi Resistor¶ Resistor dapat dibuat dari berbagai bahan. Paling umum, resistor modern dibuat dari bahan carbon, metal, atau metal-oxide film. Didalam resistor, sebuah bahan film konduktif tipis yang bersifat resistif dibalutkan secara heliks dan ditutup bahan isolator. Pada umumnya resistor jenis through-hole dibuat dengan komposisi carbon-film dan metal-film. Melihat bagian dalam dari beberapa resistor karbon film. Nilai resistansi dari atas ke bawah 27, 330 dan 3,3M Di dalam resistor, carbon-film dililitkan dan dilindungi isolator. Lebih banyak lilitan carbon-film berarti nilai resistansinya lebih tinggi. Resistor through-hole lainnya bisa saja terbuat dari lilitan-kawat khusus atau dibuat dari metalic foil super-tipis. Resistor jenis ini biasanya lebih mahal, komponen khusus berkualitas tinggi yang dipilih untuk karakteristik unik seperti power-rating yang tinggi, atau untuk kisaran suhu maksimum. Resistor surface-mount biasanya terdiri dari jenis lapisan film tebal dan film tipis. Film tebal biasanya lebih murah tapi kurang akurat jika dibandingkan dengan yang tipis. Kedua jenis resistor ini terbuat dari sebuah film kecil yang merupakan paduan logam resistif, ditempatkan di antara bahan dasar keramik dan lapisan epoxy/kaca. Dan kemudian terhubung ke tepi ujung konduktif perak. Resistor Bentuk Khusus¶ Ada jenis resistor lainnya, yaitu resistor yang di pak khusus. Didalam resistor tersebut sebenarnya hanya sekumpulan resistor yang disusun sejajar dan dikenal dengan nama array resistor. Resistor ini dibuat dengan tujuan khusus. Resistor jenis ini dibuat dari sekumpulan resistor yang dipaket rapi dengan salah satu kakinya digabungkan, sehingga jumlah kakinya lebih sedikit dan lebih pendek. Salah satu ujung array resistor ini merupakan pin umum untuk membagi tegangan atau digunakan sebagai pemisah tegangan. Sebuah array resistor yang terdiri dari gabungan lima resistor bernilai 330, salah satu ujung dari lima resistor tersebut diikat menjadi satu. Resistor tidak hanya bernilai statis. Variabel resistor atau sering dikenal dengan nama rheostat, adalah resistor yang nilainya dapat disesuaikan diantara nilai-nilai tertentu. Rheostat yang paling terkenal adalah jenis potensiometer. Potensiometer terdiri dari dua resistor internal yang dihubungkan seri. Nilai resistornya diatur oleh pergerakan center tap titik pusat yang berfungsi untuk menyesuaikan pembagian tegangan. Variabel resistor biasanya digunakan sebagai input, seperti halnya untuk knob volume, sehingga mudah dalam penyesuaian tingkat kekerasan volume. Sekumpulan bentuk potensiometer. Dari atas kiri, searah jarum jam Standar trimpot, 2-axis joystick, softpot, slide pot, classic pot, dan breadboard trimpot. Mendekode Membaca Nilai Resistor¶ Meskipun resistor tidak menampilkan nilai secara langsung, sebagian besar resistor ditandai dengan tanda khusus untuk menunjukkan nilai resistansinya. Resistor PTH menggunakan sistem kode-warna ini membutuhkan keteletitian dalam membacanya, dan resistor SMD memiliki tanda-nilai dengan sistem tersendiri. Mendekode Membaca Pita Warna Resistor Through-Hole¶ Through-hole, resistor aksial biasanya menggunakan sistem warna-pita untuk menampilkan nilai resistansinya. Sebagian besar resistor jenis ini memiliki empat pita warna mengelilingi tubuh resistornya. Pita Warna Resistor Through-Hole Resistor 4 Pita¶ Dua pita pertama menunjukkan dua angka paling signifikan dari nilai resistor. Pita ketiga adalah nilai besaran yang mengalikan dua angka signifikan dengan kelipatan sepuluh. Pita terakhir menunjukan toleransi resistor. Toleransi menjelaskan seberapa banyak rentang kurang lebihnya nilai resistansi resistor sebagai pembanding dengan nilai nominal sebenarnya. Tidak ada resistor yang dibuat dengan nilai resistansi sempurna. Dengan proses pembuatan yang berbeda akan menghasilkan nilai toleransi yang lebih baik atau bahkan sebaliknya. Sebagai contoh, sebuah resistor bernilai 1k dengan toleransi 5% maka akan memiliki rentang nilasi resistansi antara 0,95k sampai dengan 1,05k. Bagaimana kita membedakan mana pita pertama dan pita terakhir? Pita terakhir sebagai pita toleransi biasanya dapat dengan jelas terlihat jaraknya berjauhan dengan pita nilai resistor, dan biasanya pita ini hanya berwarna perak atau berwarna emas. Resistor 5 dan 6 Pita¶ Resistor lima pita memiliki pita digit signifikan ketiga antara dua pita pertama dan pita pengali. Resistor lima pita juga memiliki rentang toleransi yang lebih luas. Resistor enam pita pada dasarnya adalah resisto lima pita dengan pita tambahan di akhir yang menunjukkan koefisien suhu. Ini menunjukkan perubahan yang diharapkan dalam nilai resistor saat suhu berubah dalam derajat Celcius. Umumnya nilai koefisien suhu ini sangat kecil, dalam kisaran ppm. Mendekode Membaca Pita Warna¶ Dibawah ini merupakan tabel dari masing-masing warna yang mewakili nilai, perkalian dan toleransi Berikut ini adalah contoh resistor dengan empat pita warna Resistor dari dekat Ketika membaca pita warna resistor, sebaiknya merujuk pada tabel kode warna resistor diatas. Dua pita pertama digunakan untuk menentukan nilai digit sesuai dengan warnanya. Resistor diatas memiliki nilai resistansi 4,7k karena; pita pertama berwarna Kuning yang bernilai 4 lihat tabel, sedangkan pita kedua berwarna Ungu yang bernilai 7 lihat tabel, nilai digit resistor tersebut adalah 4 dan 7 47. Dan pita ketiga berwarna merah yang bernilai 102 atau 100, lihat tabel, yang berarti bahwa 47 harus dikalikan 102 atau 100. 47 dikalikan 100 adalah Jika ingin dibaca lebih sederhana maka menggunakan satuan kiloohm, untuk menjadi kiloohm maka harus dibagi 1000 maka menjadi 4,7k. Jika kita mencoba untuk mengingat kode warna pita resistor, ada beberapa cara untuk mengingatnya, walau terdengar rancu, tapi metode yang penulis gunakan cukup lumayan membantu dalam mengingat pita kode warna resistor, yaitu sebagai berikut "Hi-Co-Me-O-Ku-Hi-Bi-U-A-Pu-E-Pe" Kalkulator Kode Warna Resistor¶ Jika anda merasa malas dengan perhitungan matematika maka terkadang saya pun demikian , maka cara termudah adalah dengan menggunakan kalkulator kode warna resistor yang bisa unduh pada link ini. Tentang bagaimana cara menggunakan, saya yakin anda akan dengan mudah untuk memahami dalam menggunakan kalkulator kode warna resistor tersebut. Selamat mencoba! Decoding Membaca Tanda Resistor Surface-Mount¶ Resistor Surface-Mount SMD, seperti paket 0603 atau 0805, memiliki cara sendiri menampilkan nilainya. Ada beberapa metode umum yang bisa anda perhatikan dalam membaca tanda pada resistor SMD ini. Biasanya resistor jenis ini memiliki 3-4 karakter angka atau huruf yang dicetak diatas badan resistornya. Jika terdiri dari tiga karakter yang terlihat dan semuanya nomor bukan huruf, maka anda sedang melihat resistor dengan pengkodean E24. Tanda ini sebenarnya sama saja dengan cara decoding membaca sistem pita-warna yang digunakan pada resistor jenis PTH. Dua angka pertama mewakili dua digit pertama nilai paling signifikan, nomor terakhir mewakili besarannya kelipatan 10. Resistor SMD dengan Penanda E-24 Pada gambar contoh di atas, resistor ditandai dengan 104, 105, 205, 751, dan 754. Resistor yang ditandai dengan 104 maka bernilai 100k 10x104, 105 bernilai 1M 10x105, dan 205 bernilai 2M 20x105. 751 bernilai 750 75x101, dan 754 bernilai 750k 75x104. Sistem pengkodean yang umum lainnya adalah E96, pengkodean ini adalah pengkodean yang samar. Pengkodean resistor E96 ditandai dengan tiga karakter - dua angka diawal dan satu huruf diakhir. Dua angka diawal bernilai tiga digit, berdasarkan pada salah kode dan nilai yang tertera pada tabel dibawah ini. Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai Kode Nilai 1 100 17 147 33 215 49 316 65 464 81 681 2 102 18 150 34 221 50 324 66 475 82 698 3 105 19 154 35 226 51 332 67 487 83 715 4 107 20 158 36 232 52 340 68 499 84 732 5 110 21 162 37 237 53 348 69 511 85 750 6 113 22 165 38 243 54 357 70 523 86 768 7 115 23 169 39 249 55 365 71 536 87 787 8 118 24 174 40 255 56 374 72 549 88 806 9 121 25 178 41 261 57 383 73 562 89 825 10 124 26 182 42 267 58 392 74 576 90 845 11 127 27 187 43 274 59 402 75 590 91 866 12 130 28 191 44 280 60 412 76 604 92 887 13 133 29 196 45 287 61 422 77 619 93 909 14 137 30 200 46 294 62 432 78 634 94 931 15 140 31 205 47 301 63 442 79 649 95 953 16 143 32 210 48 309 64 453 80 665 96 976 Huruf pada akhir kode merupakan pengganda, yang disesuaikan dengan tabel dibawah ini Simbol Perkalian Simbol Perkalian Simbol Perkalian Z A 1 D 1000 Y atau R B atau H 10 E 10000 X atau S C 100 F 100000 Resistor SMD dengan Penanda E-96 Jadi resistor dengan tanda 01C adalah yang paling sering ditemukan dengan nilai 10k 100x100, 01B bernilai 1k 100x10, dan 01D bernilai 100k 100x1000. Yang tiga kode ini mungkin terasa mudah, namun yang lainnya akan terasa agak sulit. Kode 85A pada gambar adalah bernilai 750 750x1 dan kode 30C sebenarnya bernilai 20k 200x100. Hati-hati! teliti dengan baik, karena kami tidak menjelaskan konversi dari ohm ke kiloohm pada contoh diatas. Power Rating Resistor Daya¶ Power rating dari resistor adalah salah satu nilai yang tersembunyi. Namun demikian dapat menjadi sangat penting, dan itu adalah topik yang akan muncul ketika memilih jenis resistor. Daya adalah tingkat di mana energi diubah menjadi sesuatu yang lain. Ini dihitung dengan mengalikan perbedaan tegangan dan arus di antara dua titik yang sedang mengalir, dan diukur dalam satuan watt W. Bola lampu, misalnya, daya listrik diubah menjadi cahaya. Tapi resistor hanya dapat mengubah energi listrik yang berjalan melaluinya menjadi panas. Sedangkan panas bukanlah teman yang baik bagi perangkat elektronik; terlalu banyak panas dapat menimbulkan asap, percikan api, dan bahkan terbakar! Setiap resistor memiliki rating daya maksimum tertentu. Dalam rangka menjaga resistor dari panas yang berlebihan overheat, penting untuk memastikan kekuatan pada sebuah resistor yang digunakan, resistor yang akan digunakan harus berada dalam lingkup rating nilai maksimum. Power rating dari resistor diukur dalam watt, dan biasanya ditentukan antara ¼WW 0,125W dan 1W. Resistor dengan peringkat daya lebih dari 1W biasanya disebut sebagai resistor daya, dan digunakan khusus untuk mempertahakan kemampuan power. Menentukan Sebuah Resistor Power Rating¶ Sebuah resistor power rating biasanya dapat disimpulkan dengan mengamati ukuran kemasannya. Standar resistor through-hole biasanya dibuat dengan nilai ¼W atau ½W. Untuk tujuan khusus, resistor daya mungkin bisa dipertimbangkan untuk dimasukan kedalam daftar yang disesuaikan dengan power rating-nya. Beberapa Contoh Resistor Daya Resistor daya ini dapat menangani lebih banyak power sebelum terbakar. Dari kanan-atas ke bawah-kiri adalah contoh resistor daya yang bernilai dari 25W, 5W dan 3W, dengan nilai resistansi 2, 3, dan 22k. Resistor daya dengan nilai kecil biasanya digunakan untuk memaksimalkan arus yang mengalir. Peringkat daya dari resistor surface-mount biasanya dapat dilihat dari ukurannya juga. Resistor dengan ukuran 0402 dan 0603 biasanya bernilai 1/16W, dan 0805 bernilai 1/10W. Menghitung Daya Resistor¶ Power biasanya dihitung dengan mengalikan Tegangan V dan Arus I P = Tapi dengan menggunakan hukum Ohm, kita juga bisa menggunakan nilai resistansi dalam menghitung daya. Jika kita tahu arus yang mengalir pada sebuah resistor, kita dapat menghitung daya sebagai berikut Rumus Daya \[ \mathbf{P} = I^2 \times R \] Atau, jika kita tahu tegangan dan resistor, daya dapat dihitung sebagai berikut Rumus Daya \[ \mathbf{P} = \frac{V^2}{R} \] Hubungan Resistor Seri dan Paralel¶ Resistor selalu terhubung sepanjang waktu dalam rangkaian elektronik, biasanya terhubung dengan rangkaian seri atau paralel. Ketika resistor digabungkan secara seri atau paralel, mereka menciptakan resistansi total, yang dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari dua persamaan. Untuk mengetahui berapa nilai resistor yang digabungkan maka kita harus mengetahui terlebih dahulu nilai dari resistor tertentu. Resistor Hubungan Seri¶ Bila resistor terhubung seri maka nilainya cukup dengan menambahkan antara nilai satu resistor dengan resistor berikutnya. Rumus untuk mengetahui nilai resistor total yang terhubung seri \[ \mathbf{R_{tot}} = R_1+R_2+ ... + R_{N-1}+R_N \] N resistor pada hubungan seri. Total resistensi adalah jumlah dari semua resistor yang terhubung seri. Misalnya, jika Anda membutuhkan resistor dengan nilai total 3,6k, maka cukup mencari resistor dengan nilai-nilai yang sudah umum, misal; 2,2k, 1,2k dan 2 resistor dengan nilai 100 dan kemudian setiap ujung dari masing-masing resistornya dihubungkan secara seri. Maka hasilnya 2,2+1,2+0,1+0,1 = 3,6k. Resistor Hubungan Paralel¶ Menemukan nilai resistansi resistor yang dihubungkan secara paralel tidak begitu mudah. Total nilai resistansi dari N resistor secara paralel adalah kebalikan dari jumlah semua resistensi. Persamaan ini mungkin lebih masuk akal dari kalimat sebelumnya diatas Rumus untuk mengetahui nilai resistor total yang terhubung paralel \[ \frac{1}{R_{tot}} = \frac{1}{R_1}+\frac{1}{R_2}+ ... + \frac{1}{R_{N-1}}+\frac{1}{R_N} \] N resistor secara paralel. Untuk menemukan resistansi total dengan cara balikan setiap nilai resistansi, atau tambahkan tambahkan satu persatu, dan kemudian membalikkan nilai akhirnya. Kebalikan dari resistansi sebenarnya disebut konduktansi, sehingga secara ringkas konduktansi dari resistor paralel adalah jumlah dari masing-masing konduktansi mereka. Sebagai kasus khusus dari persamaan ini jika Anda memiliki dua resistor secara paralel, resistansi totalnya dapat dihitung dengan persamaan ini Rumus untuk menghitung dua resistor secara paralel \[ \mathbf R_{tot} = \frac {R_1 \times R_2}{R_1 + R_2} \] Sebagai kasus persamaan itu, jika Anda memiliki dua resistor paralel dengan nilai yang sama resistansi total adalah setengah dari nilai tersebut. Sebagai contoh, jika dua resistor memiliki nilai 10k secara paralel, resistansi total mereka adalah 5k. Sebuah cara singkat untuk mengatakan dua resistor secara paralel adalah dengan menggunakan operator paralel . Misalnya, jika R1 dihubungkan secara paralel dengan R2, persamaan konseptual dapat ditulis R1 R2. Penulisan seperti ini jauh lebih tersusun dan nyaman. Jaringan Resistor¶ Sebagai pengantar khusus untuk menghitung jumlah resistansi, guru elektronik lebih suka memaksakan kepada siswa untuk memahami cara gila, jaringan resistor berbelit-belit. Sebuah pertanyaan jaringan resistor mungkin akan seperti ini "Berapa nilai resistansi dari terminal A ke B pada rangkaian ini?" Untuk mengatasi masalah tersebut, mulai dari unjung sirkuit dan menyederhanakannya pada dua terminal. Dalam hal ini R7, R8 dan R9 semua di susun secara seri dan dapat dijumlahkan. Ketiga resistor disusun secara paralel terhadap R6, sehingga keempat resistor dapat diubah susunannya menjadi satu dengan resistansi R6 R7 + R8 + R9. Membuat sirkuit menjadi Sekarang empat resistor paling kanan dapat disederhanakan lebih mudah. R4, R5 dan konglomerasi dengan R6 - R9 yang semua disusun seri dan dapat dijumlahkan. Kemudian resistor seri tersebut disusun secara paralel dengan R3. Sehingga jika ditulis akan menjadi R3 R4 + R5 + R6 R7 + R8 + R9. Dan tersisa tiga resistor yang disusun seri antara terminal A dan B. Jadi resistansi total rangkaian yaitu R1 + R2 + R3 R4 + R5 + R6 R7 + R8 + R9. Contoh Penggunaan Resistor¶ Resistor ada di hampir setiap sirkuit elektronik yang pernah Anda temukan. Berikut adalah beberapa contoh sirkuit, yang sangat bergantung pada sejumlah resistor. Membatasi Arus LED¶ Resistor merupakan kunci dalam memastikan LED tidak terbakar ketika sumber listrik dihubungkan. Dengan menghubungkan sebuah resistor secara seri dengan LED, arus yang mengalir melalui dua komponen dapat dibatasi pada nilai yang aman. Ketika sebuah resistor digunakan sebagai pembatas arus, ada dua hal yang harus diperhatikan dari karakteristik sebuah LED laju tegangan typical forward voltage, dan laju arus maksimum maximum forward current. Laju tegangan adalah tegangan yang diperlukan untuk membuat lampu LED menyala, dan bervariasi biasanya di antara 1,7V hingga 3,4V tergantung pada warna LED. Laju arus maksimum biasanya sekitar 20mA untuk LED pada umumnya bukan tipe khusus; arus kontinyu yang mengalir melalui LED harus selalu sama dan atau kurang dari rating arus masuk. Setelah Anda mengetahui kedua nilai diatas, Anda dapat menentukan ukuran sebuah resistor pembatas arus dengan persamaan ini Rumus Resistor Pembatas Arus \[ \mathbf R = \frac {V_S - V_F}{I_F} \] VS adalah tegangan sumber - biasanya tegangan baterai atau catu daya. VF dan IF adalah laju tegangan LED dan arus yang dibutuhkan yang berjalan melewatinya. Sebagai contoh, asumsikan bahwa Anda memiliki baterai 9V untuk daya LED. Jika LED Anda berwarna merah, mungkin memiliki laju tegangan sekitar 1,8V. Jika Anda ingin membatasi arus 10mA, menggunakan resistor secara seri maka dibutuhkan resistor sekitar 720. Resistor Pembatas Arus \[ \mathbf R = \frac {V_S-V_F}{I_F} = \frac {9V-1,8V}{0,010} = 720 \] Pembagi Tegangan Voltage Divider¶ Sebuah pembagi tegangan adalah rangkaian resistor yang mengubah tegangan besar menjadi lebih kecil. Menggunakan hanya dua resistor yang disusun secara seri, sehingga tegangan keluar dapat ditentukan yang itu merupakan pembagian dari tegangan masuk. Berikut rangkaian pembagi tegangan Dua resistor, R1 dan R2 , dihubungkan secara seri dan sumber tegangan Vin terhubung di antaranya. Tegangan dari Vout ke GND dapat dihitung sebagai berikut Rumus Pembagi Tegangan \[ \mathbf Vout = Vin \times \frac {R_2}{R_1 + R_2} \] Misalnya, jika R1 adalah dan R2 adalah 3,3k, input tegangan Vin 5V bisa diubah menjadi 3,3V pada terminal Vout. Pembagi tegangan sangat berguna untuk membaca sensor resistif, seperti photocells, sensor fleksibel, dan resistor tekanan-sensitif. Satu dari setengah pembagi tegangan biasanya adalah sensor, dan satu bagian lagi adalah resistor statis. Output tegangan antara dua komponen yang terhubung ke konverter analog-ke-digital ADC pada mikrokontroler MCU digunakan untuk membaca nilai sensor. Gambar diatas adalah resistor R1 dan fotosel yang digunakan untuk membuat pembagi tegangan sehingga tegangan output menjadi variabel. Pull-up Resistor¶ Sebuah resistor pull-up yang digunakan ketika Anda harus membuat bias pin input mikrokontroler untuk mengetahui kondisi. Salah satu ujung resistor terhubung ke pin MCU, dan ujung lainnya terhubung ke tegangan sumber biasanya 5V atau 3,3V. Tanpa resistor pull-up, input pada MCU bisa anggap mengambang dan itu sangat membingungkan untuk menetukan kondisi. Sulit menententukan pin yang mengambang, apakah dalam kondisi tinggi 5V atau kondisi rendah 0V. Pull-up resistor sering digunakan ketika berinteraksi dengan tombol atau saklar input. Pull-up resistor memperoleh bias pin-input ketika saklar terbuka. Dan itu akan melindungi sirkuit dari hubungan pendek short circuit ketika saklar ditutup. Dalam rangkaian di atas, ketika saklar terbuka pin input MCU terhubung melalui resistor ke sumber 5V. Ketika saklar menutup, pin input terhubung langsung ke GND. Nilai resistor pull-up biasanya tidak perlu nilai yang spesifik. Tapi harus cukup tinggi sehingga tidak terlalu banyak daya yang hilang jika tegangan sumber yang digunakan sekitar 5V atau lebih. Biasanya nilai resistor sekitar 10k dan itu sudah cukup bekerja dengan baik. Daftar Pustaka¶ Resistor Resistors Resistor Color Code Calculator and Chart 4 Band Resistor Color Code Calculator What is Resistor Pembaharuan Terakhir 28 Februari 2022 160934
Caramenghitung resistor untuk led. Untuk menghitung berapa besaran Tahanan jika kita akan memasang LED dalam rangkaian elektronik : Tentukan Rumus Tahanan sebagai berikut. R = (Vs-Vd) / I. dimana: R = Resistor. I = Arus LED. Vs = Tegangan sumber ( bisa battery 12V, atau sumber tegangan lainnya). Vd = Tegangan kerja LED.
Rangkaian resistor seri merupakan susunan beberapa resistor yang terhubung secara berurutan. Dimana salah satu terminal atau kaki resistor yang satu akan tersambung dengan kaki resistor yang lainnya. Hubungan resistor seperti ini mirip dengan rangkaian gerbong kereta api. Dua atau lebih resistor dapat dirangkai secara bersama sama baik dalam konfigurasi rangkaian seri , paralel maupun campuran dari keduanya seri paralel, sehingga menghasilkan satu nilai resistensi baru. Nilai resistensi baru yang dihasilkan dari rangkaian beberapa resistor tersebut akan mempunyai besaran yang berbeda dari nilai resistensi masing masing resistor. Nilai resistensi atau hambatan baru ini bisa menjadi lebih besar atau sebaliknya malah lebih kecil. Tujuan membentuk resistor menjadi rangkaian seri atau paralel biasanya adalah untuk mendapatkan nilai hambatan baru atau untuk menurunkan tegangan sesuai yang diinginkan. Contohnya pada sirkuit pembagi tegangan, dimana dengan menyusun beberapa resistor secara seri akan menghasilkan penurunan tegangan pada titik tertentu. Ini akan kita bahas di akhir artikel. Jika anda tertarik ingin mengetahui lebih jauh tentang rangkaian resistor seri, silahkan meneruskan membaca artikel ini lebih jauh. Rumus rangkaian seri resistorTegangan pada rangkaian seri resistorContoh soal 1Rangkaian pembagi teganganRumus pembagi teganganContoh soal resistor pembagi teganganAkhir kata Seperti telah dijelaskan di awal, beberapa resistor dikatakan terhubung secara seri apabila berada dalam satu baris dan saling sambung menyambung. Kita bisa membayangkan, sambungan resistor seri ini seperti sebuah rangkaian gerbong kereta api yang saling berkaitan sambung menyambung. Ketika rangkaian resistor seri kita hubungkan dengan sumber arus listrik, maka arus listrik akan mengalir pada setiap resistor di dalam rangkaian tersebut. Karena arus listrik tidak memiliki jalan atau jalur lain untuk mengalir selain melalui rangkaian resistor tersebut, maka besarnya aliran arus yang mengalir pada tiap resistor akan memiliki jumlah yang sama di semua titik. Perhatikan gambar rangkaian seri resistor berikut ini Pada rangkaian diatas, besar arus listrik yang mengalir pada tiap titik pada rangkaian adalah sama, yaitu sebesar 1mA, atau dapat dirumuskan sebagai berikut I_{R1} = I_{R2} = I_{R3 }= I_{AB}= 1mA Sementara nilai hambatan total dari resistor yang dirangkai secara seri adalah jumlah keseluruhan dari masing masing nilai hambatan resistor secara individu. Jadi, hambatan total pada rangkaian diatas adalah R_{total}= R_1 + R_2 + R_3 \\ R_{total}= 1K + 2k + 6K = 9K Dengan kata lain kita bisa mengganti ketiga resistor yang disusun secara seri diatas dengan menggunakan satu buah resistor dengan nilai hambatan sebesar 9 K. Resistor ini disebut sebagai resistor pengganti. Jadi kita dapat mengganti beberapa buah resistor yang terhubung secara seri dengan hanya menggunakan satu buah resistor pengganti atau resistor equivalent. Jika dua buah resistor dengan nilai hambatan yang sama dirangkai secara seri maka nilai total hambatannya adalah dua kali nilai hambatan satu resistor. Sehingga sama dengan 2R atau 3R untuk tiga transistor, dan seterusnya. Misalnya, dua buah resistor dengan nilai hambatan yang sama sebesar 50 Ohm dirangkai secara seri, maka hambatan total dari kedua resistor tersebut adalah 2 x 50 Ohm = 100 Ohm. Rumus hambatan total dari rangkaian resistor seri adalah sebagai berikut R_{Total} = R_1 + R_2 + R_3 + ... R_n Satu hal yang perlu dipahami adalah, pada konfigurasi rangkaian seri resistor, nilai hambatan total pasti lebih besar dari keseluruhan nilai hambatan resistor yang dirangkai. Tegangan pada rangkaian seri resistor Berbeda dengan arus listrik yang selalu sama di semua titik rangkaian resistor seri, tegangan memiliki aturan yang berbeda. Karena besarnya tegangan mengikuti kaidah hukum Ohm. Sehingga untuk menghitung besarnya tegangan yang ada pada tiap resistor harus menggunakan rumus Ohm, seperti ditunjukkan berikut ini Melihat contoh diatas gambar rangkaian resistor seri sebelumnya, kita bisa menghitung besar tegangan pada masing masing resistor menggunakan rumus Ohm diatas. V_{R1} = 1mA \times 1K=1V\\ V_{R1} = 1mA \times 2K=2V \\ V_{R1} = 1mA \times 6K=6V Karena itu kita bisa menyimpulkan bahwa, besar tegangan yang mengalir pada tiap resistor adalah sama dengan besar tegangan supplai yang diberikan pada rangkaian. Sehingga dapat dirumuskan V_{Total} = V_{R1} + V_{R2} + V_{R3} + ... V_{n} Contoh soal 1 Perhatikan gambar dibawah ini Hitung hambatan resistor pengganti, arus listrik dan tegangan pada tiap resistor serta besar daya pada setiap resistor ? Jawab Pertama kita hitung dulu resistor pengganti atau total hambatan yang ada pada rangkaian tersebut. Besar hambatan total dari rangkaian diatas adalah R1 + R2 + R3 = 10 + 20 + 30 = 60 Ohm. Jadi resistor pengganti untuk rangkaian diatas adalah bernilai 60 Ohm. Karena kita sudah mengetahui nilai hambatan total dari rangkaian resistor seri diatas, maka selanjutnya kita bisa menghitung besar arus listrik yang mengalir ke rangkaian. Kita bisa gunakan rumus Ohm untuk mencari nilai arus listrik yang mengalir pada rangkaian. I = \frac{V}{R} = \frac{12}{60}= 200mA Sementara total daya yang dihasilkan oleh rangkaian adalah V x I = 12 X 200mA = 2,4W. Dengan memperhatikan data hambatan tiap resistor dan supplai tegangan pada rangkaian diatas, kita dapat menghitung besar arus, tegangan dan daya P pada tiap resistor menggunakan rumus Ohm. berikut ini V = I\times R \\ P = V\times I Dan hasilnya bisa kita buat dalam bentuk tabel di bawah ini HambatanArus listrikTeganganDayaR1 = 10 Ohm200mA2V0,4WR2 = 20 Ohm200mA4V0,8WR3 = 30 Ohm200mA6V1,2WRT = 60 Ohm200mA12V2,4W Rangkaian pembagi tegangan Karena tiap resistor yang terhubung secara seri dapat menghasilkan besaran tegangan yang berbeda beda, maka konfigurasi rangkaian resistor seperti ini sering dimanfaatkan untuk membuat rangkaian pembagi tegangan. Sehingga kita bisa mendapatkan penurunan tegangan yang diinginkan dengan cara mengatur nilai hambatan resistor yang digunakan. Seperti yang kita lihat pada contoh diatas, dimana tegangan supplai 12V yang melintasi setiap resistor akan menghasilkan penurunan tegangan yang berbeda beda pada tiap resistor. Sementara arus listrik yang mengalir pada tiap resistor memiliki besar yang sama di semua titik sambungan. Jadi, nilai hambatan resistor yang lebih besar akan menghasilkan penurunan tegangan yang lebih besar. Sebaliknya nilai hambatan resistor yang lebih kecil akan menghasilkan penurunan tegangan yang lebih kecil juga. Sementara jumlah arus yang mengalir adalah sama di semua titik sambungan. Hal ini akan sesuai dengan hukum tegangan kirchoff yang menyatakan bahwa, tegangan supplai yang mengalir pada suatu rangkaian tertutup besarnya akan sama dengan jumlah semua penurunan tegangan di sekitar rangkaian. Rumus pembagi tegangan Dengan menerapkan aturan pembagi tegangan, kita bisa mendapatkan penurunan tegangan yang proporsional yang sesuai dengan kebutuhan. Kita bisa menentukan besar resistensi resistor untuk mendapatkan penurunan tegangan yang diinginkan melalui rangkaian resistor seri. Di bawah ini merupakan contoh sirkuit pembagi tegangan yang terdiri dari dua buah resistor. Bentuk sirkuit pembagi tegangan seperti ini sering ditemukan pada rangkaian pemberi bias basis transistor. Dua buah resistor R1 dan R2 dirangkai secara seri dan akan dilintasi oleh tegangan supplai Vin. Tegangan output diambil dari sambungan R1 dan R2 . Besar tegangan output ini dapat dihitung menggunakan rumus pembagi tegangan berikut ini V_{out}= V_{Vin} \left \frac{R_2}{R_1 + R_2} \right Sementara total tegangan supplai dihitung dengan rumus sebagai berikut Semakin banyak resistor yang kita rangkai dengan beragam nilai hambatan yang berbeda, maka akan menghasilkan lebih banyak penurunan tegangan yang beragam. Dimana besar penurunan tegangan pada masing masing resistor mengikuti aturan hukum Ohm R x I . Kita bisa saja mempunyai rangkaian pembagi tegangan yang terdiri dari beberapa resistor. Rumus pembagi tegangan diatas pun masih dapat kita gunakan untuk mengetahui besar tegangan pada titik tertentu di dalam rangkaian. Pada rangkaian diatas, kita bisa menghitung tegangan pada titik AB dengan menggunakan rumus pembagi tegangan berikut ini V_{AB} = V_{R3} = V_S\left \frac{R_3}{R_1 + R_2 + R_3 + R_4} \right \\ V_{AB}= 10\left \frac{30}{10 + 20 + 30 + 40}\right \\ V_{AB}=10\times\frac{30}{90} = 10\times = 3V Contoh soal resistor pembagi tegangan Perhatikan gambar rangkaian di bawah. Hitung Besar tegangan pada titik XY jika resistor RL tidak terhubung ?Besar tegangan pada titik XY jika resistor RL terhubung ? Jawab. 1. Besar tegangan pada titik XY tanpa resistor RL terhubung adalah R_{X-Y} = 20 \\ V_{out} = V_{in} \times \frac{R2}{R_1 + R_2} \\ V_{out}=12V \times \frac{20}{20 + 20}= 6V 2. Besar tegangan pada titik XY dengan resistor RL terhubung adalah R_{X-Y} = 10 \\ V_{out} = V_{in}\times \frac{R_2}{R_1 + R_2 }\\ V_{out} = 12V \times\frac{20}{20 + 10} = 4V Seperti yang kita lihat, saat resistor RL tidak terhubung dengan titik X Y, besar tegangan output adalah 6 V. Sementara ketika resistor RL dihubungkan dengan titik X Y maka besar tegangan pada titik output adalah 4 V. Perbedaan besar tegangan output terjadi karena resistor R2 dirangkai secara paralel dengan resistor RL, sehingga terjadi penurunan tegangan yang tidak sama ketika R2 berdiri sendiri tidak diparalel dengan RL. Akibat adanya resistor beban RL yang terhubung dengan titik XY menyebabkan perubahan tegangan output yang dihasilkan. Karena pada dasarnya tegangan output ditentukan oleh perbandingan hambatan R1 dan R2. Namun karena RL merupakan resistor beban, maka impedansi RL akan meningkat menjadi tidak terhingga sehingga mengakibatkan perbandingan tegangan output dan input menjadi tidak terpengaruh oleh penambahan beban. Semakin tinggi impedansi beban, maka akan semakin kecil efek pembebanan pada output. Efek pengurangan level sinyal atau tegangan ini disebut sebagai atenuasi. Karena itu kita harus cermat dalam membuat sirkuit pembagi tegangan. Sehingga bisa didapatkan pengurangan tegangan stabil yang diinginkan. Akhir kata Demikian penjelasan tentang rangkaian resistor seri dan rangkaian pembagi tegangan yang merupakan contoh penggunaan dari konfigurasi rangkaian seri ini. Hal yang harus diingat pada konfigurasi rangkaian seri pada resistor adalah, nilai hambatan total yang dihasilkan pasti akan lebih besar dari nilai individu setiap resistor yang dirangkai.
Dalamkonstruksi ammeter, resistor eksternal ditambahkan untuk menambah range dari jarum penggerak yang dihubungkan paralel, sedangkan kalau pada v o l t meter dihubungkan seri. Hal ini karena kita ingin membagi arus yang akan diukur , bukan mengukur tegangannya, sehingga rangkaian paralel digunakan untuk membagi arus.
Soal 1 Sebuah gaya F dikerjakan pada sebuah keping persegi dengan panjang sisi L. jika kesalahan relatif dalam menentukan L adalah 2 persen dan untuk F adalah 4 persen. Kesalahan relatif dalam menentukan tekanan adalah . . . . A. 10% B. 8% C. 6% D. 4% E. 2% Jawab Diketahui Kesalahan relatif KR untuk mengukur L panjang = 2% dan kesalahan relatif untuk mengukur gaya F = 4%. Hubungan tekanan dengan gaya F dan panjang L adalah P = F/A = F/L2 = maka ΔP/P0 = ΔF/F0 + 2ΔL/L0 atau KR P = KR F + KR L KR P = 4% + 2 x 2% = 8% Soal 2 Empat resistor dihubungkan secara seri nilai masing masing resistor berturut turut adalah 28,4 ± 0,1 ; 4,25 ± 0,01 ; 56,605 ± 0,001 dan 90,75 ± 0,01 . Tentukan hambatan total berikut ketidapastiannya. Jawab Diketahui R1 = 28,4 ± 0,1 ; R10 = 28,4 ; ΔR1 = 0,1 R2 = 4,25 ± 0,01 ; R10 = 4,25 ; ΔR1 = 0,01 R3 = 56,605 ± 0,001 ; R10 = 56,605 ; ΔR1 = 0,001 R4 = 90,75 ± 0,01 ; R10 = 90,75 ; ΔR1 = 0,01 Ada empat resistor dipasang seri, resistor ekivalennya dapat kita peroleh dari R0 = R1 + R2 + R3 + R4 = 28,4 + 4,25 + 56,605 + 90,75 = 180,005 Dan ketidakpastian mutlaknya adalah ΔR = ΔR1 + ΔR2 + ΔR3 + ΔR4 = 0,1 + 0,01 + 0,001 + 0,01 = 0,121 Dan ketidakpastian relatifnya adalah KR = ΔR/R0 x 100% = 0,121/180,005 x 100% = 0,067% berhak atas 4 angka Maka resistor ekivalennya adalah R0 ± ΔR = 180,0 ± 0,1 Soal 3 Suatu benda dijatuhkan dari sebuah menara dengan selang waktu untuk tiba di tanah adalah t = 3,0 ± 0,1 s. Jika percepatan gravitasi g diambil 10 m/s2, ketinggian menara di tanah dilaporkan sebagai . . . .h = ½ gt2 A. 45,0 ± 0,1 m B. 45,0 ± 0,3 m C. 45,0 ± 0,5 m D. 45 ± 1 m E. 45 ± 3 m Jawab Diketahui t = 3,0 ± 0,1 s artinya t0 = 3,0 s; Δt = 0,1 s. Dengan menggunakan rumus h = ½ gt2 kita peroleh h0 = ½ gt02 = ½ 103,02 = 45 m ketidakpastian mutlak h dapat kita peroleh dari Δh/h0 = 2 x 0,1/3,0 = 0,0667 Δh/45 = 0,0667 Δh = 3 m dan ketidakpastian relatif h dapat kita peroleh dari Δh/h0 = 2Δt/t0 Δh/h0 = 2 x 0,1/3,0 = 0,0667 Δh/h0 100% = KR h = 2 x 0,1/3,0 x 100% = 6,67% KR hLEBIH BESAR mendekati 10% maka laporan h berhak atas 2 angka Maka h harus dilaporkan sebagai h ± Δh = 45 ± 3 m Soal 4 Besar percepatan jatuh bebas g ditentukan dengan mengukur periode osilasi T dari sebuah bandul sederhana dengan panjang L. Hubungan antara T, L dan g adalah T = 2πL/g1/2 Dalam eksperimen, diperoleh hasil pengukuran L sebagai 0,55 ± 0,02 m dan T sebagai 1,50 ± 0,02 s. Ketidakpastian relatif dari percepatan g adalah . . . . A. 5,0% B. 6,3% C. 7,5% D. 8,6% E. 9,0% Jawab Diketahui L = 0,55 ± 0,02 m, artinya L0 = 0,55 m; ΔL = 0,02 m dan T = 1,50 ± 0,02 s, artinya T0 = 1,50 s; ΔT = 0,02 s Rumus periode dapat ditulis ulang menjadi g = 4π2LT-2 maka ketidakpastian relatif dari g adalah Δg/g0 = ΔL/L0 + 2ΔT/T0 Δg/g0 x 100% = [ΔL/L0+ 2ΔT/T0] 100% KR g = 0,02/0,55 100% + 2 x 0,02/1,50 100% = 6,3% Soal 5 Diameter sebuah bola logam kecil yang diukur dengan jangka sorong memberikan = 10,00 ± 0,05mm a berapa ketidakpastian relatif volume bola tersebut? dalam %, b dengan memperhatikan % ketidakpastian relatif kecil yang diperoleh dari a, berapa banyak angka penting yang dapat dituliskan pada volume bola tersebut? ambil π = 3,14285. Jawab Diameter bola logam tersebut adalah d = 10,00 ± 0,05 mm, d0 = 10,00 mm dan Δd = 0,05 mm. Volume bola dapat diperoleh dengan menggunakan rumus V = 4πr3/3 = πd3/6 a volume bola tersebut adalah V0 = πd03/6 = 3,1428510,003/6 = 523,8083 mm3 Ketidakpastian mutlak volume tersebut adalah ΔV/V0 = 3Δd/d0 = 3 x 0,05/10 = 0,015 Maka ketidakpastian relatif volume adalah ΔV/V0 x 100% = KR V = 0,015 x 100% = 1,5% b dari a kita peroleh ΔV/V0 = 0,015 maka ΔV/523,8083 = 0,015 ΔV = 7,8571 mm3 dan karena KR = 1,5%, volume bola tersebut dilaporkan dalam 3 angka, yaitu V0 ± ΔV = 523,8083 mm3 ± 7,8571 mm3 V0 ± ΔV = 524 ± 8 mm3 Soal 6 Tetapan gaya k sebuah pegas hendak ditentukan dengan percobaan getaran pegas, yang periodenya dirumuskan oleh T = 2πm/k1/2 . Pengukuran pegas menghasilkan T = 0,0825 + 0,0025 s dan pengukuran massa memberikan m = 15,02 + 0,05 kg. a Tentukan ketidakpastian relatif k dalam % b Tentukan k berikut ketidakpastiannya dalam N/m Jawab Diketahui m = 15,02 + 0,05 kg, artinya m0 = 15,02 kg; Δm = 0,05 kg dan T = 0,0825 + 0,0025 s, artinya T0 = 0,0825 s; ΔT = 0,0025 s a Rumus periode dapat ditulis ulang menjadi k = 4π2mT-2 maka ketidakpastian relatif dari g adalah Δk/k0 = Δm/m0 + 2ΔT/T0 Δk/k0 x 100% = [Δm/m0+ 2ΔT/T0] 100% KR k = 0,05/15,02 100% + 2 x 0,0025/0,0825 100% = 6,393% b konstanta pegas adalah k0 = 4π2m0T0-2 = 4π215,020,0825-2 k0 = 87120,783 N/m ketidakpastian mutlak konstanta pegas Δk/k0 = 0,06393 Δk/87120,783 = 0,06393 Δk = 5569,631 N/m Karena KR = 6,393% maka laporan dalam 2 angka k0 ± Δk = 87120,783 N/m ± 5569,631 N/m maka dengan menggunakan notasi ilmiah kita dapat melaporkan k dalam 2 angka yaitu k0 ± Δk = 8,7120783 x 104 ± 0,5569631 x 104 N/m k0 ± Δk = 8,7 ± 0,6 x 104 N/m
tegangantotal V ditulis secara vektor : 2 V = VR + VL 2 Hambatan R dan XL juga dijumlahkan secara vektor : Z = impedansi (Ohm) 2 2 Z = R + XL Kuat arus yg mengalir pada rangkaian ini adalah : V i= = Z V R2 + X L 2 6. b. Rangkaian R-C Seri Hambatan seri R dan XC dihubungkan dg teg. bolak-balik
Hai Kevin, jawaban soal ini adalah 0,0035, 0,0024, 0,000018 dan 0,0001. Diketahui R1=28,4±0,1Ω R2=4,25±0,01 Ω R3=56,605±0,001 Ω R4=90,75±0,01 Ω. Ditanya KPR=...? Jawab Ketelitian merupakan kesesuaian diantara beberapa data pengukuran yang sama yang dilakukan secara berulang. Ketidakpastian relatif KPR atau kesalahan relatif adalah ukuran ketidakpastian pengukuran dibandingkan dengan ukuran pengukuran. Ketidakpastian relatif berhubungan dengan ketelitian pengukuran. Semakin kecil nilai ketidakpastian relatif maka nilai ketepatan pengukuran semakin tinggi. KPR dirumuskan dengan KPR= ∆R/Ro dimana Ro= pembacaan alat ukur ∆R= ketelitian Sehingga KPR1= ∆R/Ro KPR1= 0,1/28,4 KPR1= 0,0035 KPR2= ∆R/Ro KPR2= 0,01/4,25 KPR2= 0,0024 KPR3= ∆R/Ro KPR3= 0,001/56,605 KPR3= 0,000018 KPR4= ∆R/Ro KPR4= 0,01/90,75 KPR4= 0,0001 Jadi, KPR masing-masing hambatan adalah 0,0035, 0,0024, 0,000018 dan 0,0001.
Jaringanyang digambarkan di atas menunjukkan empat resistor yang dihubungkan secara seri. Sebuah baterai hadir di sirkuit dengan tegangan V yang tidak diketahui. Aliran arus adalah 0.25 amp. Kita harus mencari nilai V. Tegangan jatuh melalui resistor 6 ohm = 6 * 0.25 = 1.5 Volt.
FisikaPengukuran Kelas 10 SMAPengukuranBesaran, Satuan dan DimensiEmpat resistor dihubungkan secara seri. Nilai masing-masing resistor berturut-turut adalah 28,4 +- 0,1 Omega ;4,25 +- 0,01 Omega ;56,605 +- 0,001 Omega , dan 90,75 +- 0,01 Omega . Tentukan hambatan total berikut Satuan dan DimensiPengukuranPengukuranFisikaRekomendasi video solusi lainnya0058Besar tetapan Planck adalah 6,6 X 10^-34 Js. Dimensi da...0245[MJ[L][T]^-2 menunjukan dimensi dari ...0223Suhu tubuh seorang yang sedang sakit panas mencapai 104 F...Teks videoHai coffee Friends diketahui pada soal terdapat empat resistor dihubungkan secara seri yang dimana nilai masing-masing resistor tersebut antara lain adalah R1 = 28,4 plus minus 0,1 dengan satuan m kemudian R2 = 4,25 ditambah plus minus 0,01 dengan satuan Om kemudian 3 = 56,605 plus minus 0,001 dengan satuan kemudian R4 = 90,75 plus minus 0,01 dengan satuan m kemudian ditanyakan pada soal berapakah hambatan total tersebut beserta ketidakpastiannya atau Berapakah nilai dari R total ketidakpastian dalam suatu pengukuran adalah suatu kesalahan yang terjadi dalam pengukuran yang menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa dipastikan secara sempurna? artinya selalu terdapat ketidakpastian dalam suatu pengukuran jika kita misalkan hasil pengamatan adalah x Maka terdapat dua komponen yang mempengaruhi hasil pengamatan ini yang terdiri atas x0 kemudian plus minus Delta X dengan x adalah hasil pengamatan kemudian x 0 adalah pendekatan terhadap nilai benar dan Delta x adalah nilai ketidakpastiannya kemudian diketahui pada soal bahwa kasus resistor tersebut adalah resistor yang dihubungkan secara seri jadi resistor nya adalah kurang lebih seperti ini kemudian kita tahu bahwa untuk mencari hambatan total pada resistor yang dihubungkan secara seri bisa dilakukan dengan menjumlahkan semua resistor yang dihubungkan tersebut jadi untuk mencari r total maka akan = r 1 + R 2 + R 3 + R 4 kita misalkan R memiliki 2 komponen sama seperti X ini yaitu ada 0 plus minus R sehingga untuk mencari r total maka R total akan sama dengan penjumlahan semua r0 beserta dengan Delta atau dengan kata lain akan menjadi R 01 + R 02 + R 03 + R 0 plus minus dalam kurung Delta R1 + Delta R2 ditambah Delta R 3 + Delta 4 dengan demikian R total akan menjadi = dalam kurung dua 8,4 + 4,25 + 56 + 605 + 90,75 kemudian + minus 0,1 + 0,01 + 0,001 ditambah 0,01 sehingga R total akan sama dengan 180,005 plus minus 0,1 + 21 dengan satuan Om sampai jumpa pada pertanyaan berikutnya
Pengertiandioda adalah jenis komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Pada Dioda Zener, dioda tersebut memiliki dua kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Rangkaian pembentuk gelombang berfungsi untuk membuat bentuk gelombang seperti yang di inginkan. Yang termasuk dalam rangkaian pembentuk gelombang ada tiga yaitu (a
Resistor pada Rangkaian Seri Ketika dua resistor atau lebih dihubungkan satu sama lain sebagaimana tertera pada Gambar 1, rangkaiannya diesbut sebagai rangkaian seri. Pada rangkaian seri, jika sejumlah muatan Q keluar dari hambatan r1, muatan Q juga pasti masuk ke resistor kedua R2. Jika tidak, muatan akan berakumulasi pada kabel di antara kedua resistor tersebut. Jadi, muatan dengan jumlah yang sama melewati kedua resistor pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu, untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor arusnya sama besar pada kedua resistor tersebut karena jumlah muatan yang melewati R1 pasti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Gambar 1. Rangkaian seri Beda potensial yang berlaku pada rangkaian resistor seri akan bercabang di antara resistor-resistor yang ada. Penurunan tegangan dari a ke b = dan penurunan tegangan dari b ke c = maka penurunan tegangan dari a ke c adalah V = IR1 + IR2 = I R1 + R2 1 Beda potensial pada baterai juga berlaku pada resistor berlaku pada resistor ekuivalen, Rekuivalen, pada V = IR_ekuivalen. Dimana kita telah menunjukkan bahwa resistor ekuivalennya memliki pengaruh yang sama pada rangkaian karena menghasilkan arus yang sama dalam baterai seperti pada rangkaian resistor. Jika persamaan-persamaan ini digabungkan, kita lihat bahwa mengganti dua resistor dalam rangkaian seri tersebut dengan sebuah resistor ekuivalen yang nilainya sama dengan penjumlahan dari masing masing resistor. V = IR_ekuivalen = I R1+R2 2 R_ekuivalen = R1+R2 3 Hambatan R_ekuivalen adalah ekuivalen dengan gabungan seri dari R1 + R2, dengan syarat arus rangkaian tidak berubah ketika Rekuivalen menggantikan R1 +R2. Hambatan yang ekuivalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri adalah R_ekuivalen = R1 + R2 + R3 + ... 4 Resistor pada Rangkaian Paralel Sekarang kita lihat dua resistor yang dihubungkan secara paralel, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Ketika muatan mencapai titik a, yang disebut sebagai sebuah percabangan, muatan tersebut terpecah menjadi tiga bagian, ada yang melewati R1, R2, dan sisanya melewati R3. Gambar 2. Rangkaian paralel Sebuah percabangan adalah suatu titik dalam sebuah rangkaian di mana arus dapat terpecah. Perpecahan ini menghasilkan arus pada masing-masing resistor yang lebih kecil daripada arus yang keluar dari baterai. Oleh karena jumlah muatan listrik itu kekal, maka arus I yang masuk titik a harus sama dengan total arus yang keluar dari arus itu di mana I1 adalah arus dalam R1, I2 adalah arus dalam R2, dan I3 adalah arus dalam R3. Oleh karena itu beda potensial pada resistor adalah sama, maka persamaan V= IR memberikan 6 Dimana R ekuivalen adalah hambatan tunggal yang ekuivalen dan akan berpengaruh sama pada rangkan ketika dua resistor dihubungkan secara paralel; artinya, hambatan ini akan dialiri arus yang sama besarnya dari baterai. Dari hasil ini, kita melihat bahwa hambatan ekuivalen dari dua resistor yang dihubungkan secara paralel adalah.. 7 Hasil pengukuran beda potensial pada resistor R1 dan R2 nilainya berbeda yang disusun secara seri menunjukkan hasil yang berbeda, namun jika diukur arus yang melewati kedua resistor maka diperoleh pengukuran yang sama. Berbeda halnya jika resistor disusun secara parallel, diperoleh hasil pengukuran yang berbeda. Arus yang melalui setiap resistor berbeda, namun pengukuran tegangan pada setiap resistor sama. Fakta ini menunjukkan bahwa jenis susunan resistor menentukan besar nilai arallel tegangan dan kuat arus listrik dalam rangkaian. Pada susunan seri, resistor berfungsi sebagai pembagi tegangan, yang berarti jika tegangan pada setiap resistor dijumlahkan maka jumlahnya sama dengan besarnya tegangan sumber. Sedangkan jika resistor disusun arallel, maka resistor berfungsi sebagai pembagi arus, yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati setiap resistor diukur, maka akan memiliki nilai yang sama dengan arus total sebelum titik percabangan Herman & Asisten LFD 2015. Dalam rangkaian seri, arus yang melewati setiap hambatan sama dengan yang melewati hambatan yg lainnya. Penurunan potensial pada rangkaian setara dengan jumlah penurunan potensial pada rangkaian setara dengan jumlah penurunan potensial masing-masing. Hambatan ekuivalen dalam rangkaian seri selalu lebih besar daripada hambatan-hambatan individu terbesar. Hambatan ekuivalen dalam rangkaian arallel selalu lebih kecil daripada hambatan-hambatan individu terkecil. Penambahan hambatan dalam rangkaian arallel mengurangi Rek rangkaian tersebut. Penurunan potensial V pada satu resistor dalam rangkaian arallel adalah sama dengan penurunan potensial dari setiap resistor lainnya. Arus yang melewati resistor ke n adalah In = V/Rn dan jumlah arus yang memasuki rangkaian tersebut sama dengan jumlah arus pada setiap cabang Bueche 2006. Hukum Kirchhoff Hukum Kirchhoff tentang arus listrik Pada titik cabang suatu rangkaian listrik berlaku baha jumlah arus listrik sama dengan nol. I = 0 8 Perjanjian penggunaan rumus Arus listrik yang arahnya menuju titik cabang diberi tanda positif dan yang meninggalkan titik cabang diberi tanda negatif Hukum Kirchhoff tentang tegangan listrik Dari persamaan sebelumnya pernah kita peroleh bahwa Vab = I. R – ε. Dikatakan rangkaian itu adalah rangkaian tertutup atau loop, jika titik a dan b bertemu, sehingga antara titik a dan titik b tidak berbeda potensial atau Va = Vb, atau Vab = 0. Dengan kata lain, = ε Serway, 2010 Demikian artikel tentang Teori Singkat Rangkaian Seri dan Paralel Resistor, semoga bermanfaat bagi pembaca baik itu kalangan akademisi yang menggeluti bidang ilmu fisika ataupun kalangan masyarakat umum untuk menambah wawasan akan bidang ilmu lain. Sumber Pustaka Bueche J Frederick. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta Erlangga. Herman & Asisten LFD. 2015. Penuntun Fisika Dasar 2. Laboratorium Fisika Unit Praktikum Fisika Dasar Makassar. Serway, Raymond A. dan John W. Jewett. 2010. Fisika—untuk Sains dan Teknik Buku 2 Edisi 6. Jakarta Salemba Teknika.
Jikasebuah amperemeter mempunyai hambatan dalam 0,9 ohm dan batas ukur maksimum 100 mA. Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur arus 1 A maka pada amperemeter perlu dipasang Ω dan resistor secara A. 0,1 ohm secara paralel B. 0,1 ohm secara seri C. 0,1 ohm secara seri dan paralel D. Salah semua. Jawaban: A. 0,1 ohm secara paralel.
FisikaPengukuran Kelas 10 SMAPengukuranBesaran, Satuan dan DimensiEmpat buah resistor dihubungkan secara seri, nilai setiap resistor hasil pengukuran berturut-turut adalah 14,3 + 0,1 ohm; 4,25 + 0,01 ohm; 24,105 + 0,001 ohm; 32,45 + 0,01 ohm. Tentukan hambatan total dengan Satuan dan DimensiPengukuranPengukuranFisikaRekomendasi video solusi lainnya0058Besar tetapan Planck adalah 6,6 X 10^-34 Js. Dimensi da...0245[MJ[L][T]^-2 menunjukan dimensi dari ...0223Suhu tubuh seorang yang sedang sakit panas mencapai 104 F...
Membacanilai resistor empat pita Di bawah ini resistor yang dihubungkan secara seri dan paralel Kerusakan yang sering terjadi pada resistor • Resistansi membesar yang disebabkan oleh kelembaban atau panas. • Sirkuit terputus yang disebabkan oleh panas yang berlebihan, korosi pada plat sambungan, atau jalur resistansi terkelupas.
Empat buah resistor masing-masing dengan hambatan 2 , 3 , 4 , dan 5 , disusun seri. Rangkaian tersebut dihubungkan dengan ggl 18 volt dan hambatan dalam 1,5 ohm. Hitunglah kuat arusnya! Pembahasan Diketahui Empat resistor disusun seri R1 = 2 R2 = 3 R3 = 4 R4 = 5 ε = 18 volt r = 1,5 Ditanya I = …. ? Dijawab Karena 4 resistor di rangkai seri maka Rs = R1 + R2 + R3 + R4 = 2 + 3 + 4 + 5 Rs = 14 Kuat arusnya bisa kita cari dengan menggunakan rumus berikut Jadi kuat arusnya adalah 1,16 ampere. - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat
jQH6c. lonfmu9aog.pages.dev/129lonfmu9aog.pages.dev/856lonfmu9aog.pages.dev/807lonfmu9aog.pages.dev/828lonfmu9aog.pages.dev/104lonfmu9aog.pages.dev/224lonfmu9aog.pages.dev/163lonfmu9aog.pages.dev/140lonfmu9aog.pages.dev/107lonfmu9aog.pages.dev/691lonfmu9aog.pages.dev/490lonfmu9aog.pages.dev/652lonfmu9aog.pages.dev/812lonfmu9aog.pages.dev/68lonfmu9aog.pages.dev/408
empat resistor dihubungkan secara seri