CaraKerja Residu Pestisida Golonga Organoklorin n Penyiapan larutan baku pembanding Ditimbang sejumlah baku pembanding pestisida, dilarutka secarn bertingkaa dengat isn o-oktan hingga diperoleh kadar yang ditentukan Penyiapan larutan uj i Timbang secar seksama a 50, g samp0 e dan dimasukan kedalam blende dar n ditambahka 10n 0

- Insektisida merupakan salah satu jenis pestisida berdasarkan organisme target sasaran yang digunakan untuk membasmi hama berupa hewan serangga. Pestisida jenis ini dapat berupa senyawa sintetis maupun racun nabati. PestisidaSegala jenis racun yang digunakan untuk membunuh atau membasmi hama disebut dengan pestisida. Pestisida sendiri berasal dari kata pest dan cida yang artinya racun pembunuh hama. Secara umum, klasifikasi pestisida digolongkan menurut organisme sasaran atau organisme pengganggu tanaman OPT. Salah satu jenis pestisida adalah InsektisidaInsektisida adalah salah satu jenis pestisida berdasarkan organisme target sasaran yang digunakan untuk membunuh hama jenis serangga seperti wereng, belalang, ulat, kaper, kupu-kupu, ngengat dan serangga lain yang sering menjadi organisme pengganggu tanaman OPT. Menurut asal katanya, insektisida berasal dari kata "insecta" yang berarti serangga dan "cida" yang berarti pembunuh. Jadi, secara singkatnya insektisida adalah racun pembunuh serangga. Cara Kerja Insektisida Terdapat beberapa hal penting yang perlu kita ketahui tentang bagaimana cara kerja insektisida dalam membunuh serangga. Pada dasarnya racun ini dibuat melalui penelitian sedemikian rupa dengan tujuan untuk dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan. Racun dari senyawa dalam bahan penyusun insektisida dapat membunuh serangga secara langsung maupun tidak langsung. Racun insektisida yang bekerja secara tidak langsung artinya adalah racun tersebut bekerja dengan cara meracuni tanaman sehingga dapat menyebabkan serangga yang memakan atau berkontak dengan tanaman akan keracunan. Sedangkan meracuni serangga secara langsung, yang jenis racunnya dapat berupa racun kontak maupun racun lambung. Jenis-jenis InsektisidaInsektisida dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis golongan, yaitu menurut cara kerja pada tumbuhan, cara kerja meracuni hama dan berdasarkan senyawa penyusun insektisida. Berikut ini adalah klasifikasi jenis-jenis insektisidaBerdasarkan cara kerja pada tumbuhan makanan serangga, insektisida dibagi menjadi dua macam, yaitu insektisida sistemik dan insektisida cara kerja dalam meracuni serangga secara langsung, racun insektisida terdiri dari racun lambung perut, racun kontak dan racun pernafasan. Berdasarkan struktur kimia senyawa penyusunnya, insektisida terdiri dari 2 jenis, yaitu insektisida anorganik dan insektisida organik yang terdiri dari insektisida alami senyawa-senyawa dari tumbuhan seperti nikotin daun tembakau, piretrum berasal dari bunga piretrum, rotenon berasal dari akar tuba dan insektisida sintesis senyawa golongan organoklorin, organofospat, karbamat, piretroid, dll.Perbedaan Insektisida dengan PestisidaSeringkali orang salah mengartikan tentang perbedaan antara insektisida dengan pestisida. Padahal, pestisida adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan semua jenis racun hama, sedangkan insektisida adalah salah satu jenis pestisida berdasarkan organisme target yang digunakan untuk membunuh serangga. Singkatnya, insektisida adalah jenis pestisida racun pembunuh serangga pengganggu tanaman. Contoh InsektisidaBerikut ini adalah contoh produk insektida nemantisida furadan. Contoh Produk Insektisida Furadan
telah mengeluarkan kode cara kerja dari beberapa pestisida yang beredar di dunia. Dengan mengetahui kode cara kerja dari setiap pestisida tersebut akan memudahkan dalam melakukan pergiliran pestisida dengan cara menghindari penggunaan pestisida yang memiliki kode cara kerja yang sama. Dengan demikian, proses terjadinya resistensi OPT terhadap
Banyaknya jenis produk pestisida dipasaran, seperti produk insektisida, herbisida, fungisida dan jenis pestisida lainnya dengan tentunya merek dagang yang berbeda-beda, hal ini mempermudah kita untuk memilah dan memilih pestisda mana yang tepat untuk pengendalian. Mengenal kode angka dan kode jenis dari Pestisida 5WP, 400SL, 2,5EC dan 400WSC Didalam kemasan produk pestisida biasanya terdapat nama bahan aktif yang terkandung didalamnya dan selain dari itu terdapat juga kode-kode angka tertentu yang ada didalam merek kemasan seperti contohnya 5WP pada pestisida Confidor, 3GR pada Furadan, 400 SL pada Manuver, 2,5 EC pada Decis dan kode lainnya. Sebagai petani modern kita wajib mengetahui apa yang dimaksud dari kode angka 5WP, 3GR, 400SL dan kode-kode angka lainnya. kali ini artikel blog sampul pertanian akan membahas kode-kode angka yang terdapat didalam kemasan produk pestisida, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut. WP Kode WP biasanya terdapat dalam kemasan produk pestisida seperti CONFIDOR 5WP, AVIDOR 25WP, APPLAUD 10WP, ANTRACOL 70WP dan lain-lain, lantas apa yang di Maksud dengan WP? WP adalah singkatan dari Werrable Powder atau pestisida yang berjenis tepung yang larut dalam air, lantas apa yang dimaksud dengan 5WP pada Confidor 5WP, 5WP sama dengan 5% bahan aktif yang terkandung dengan Werrable Powder pada jenis pestisidanya. GR GR biasanya terdapat dalam pestisida Furadan 3GR, dengan penjelasan sebagai berikut, Furandan dengan 3% bahan aktif Carbofuran, dan arti GR adalah Granula atau Butiran. SL Arti SL adalah Soluble atau larutan yang bisa dilarutkan dalam air, kode SL bisanya terdapat dalam kemasan Spontan 400SL dan MONTAF 400SL. contoh nya Spontan 400SL, Spontan dengan 400g/l bahan aktif berupa Dimehipo dan SL adalah Soluble atau larutan yang bisa dilarutkan dalam air. EC EC bisa ditemui salahsatunya pada pestisida Decis 2,5EC yang berarti Decis mengandung bahan aktif Deltamethrin sebanyak 25 g/l dan arti EC adalah Emulsifiable Concentrate atau pestisida Berbentuk cairan pekat. WSC Pestisida Manuver 400WSC yang menggunalan kode 400WSC, dengan arti pestida mengandung bahan aktif Dimehypo sebanyak 400g/l sedangkan WSC adalah Water Soluble Concentrate atau Pekatan yang dapat larut dalam air Demikian artikel Mengenal kode angka dan kode jenis dari pestisida 5WP, 400SL, 2,5EC dan 400WSC, semoga bermanfaat
2 Pendaftaran pestisida adalah proses untuk mendapatkan nomor pendaftaran dan izin pestisida. 3. Pestisida untuk penggunaan umum adalah pestisida yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan khusus di luar yang tertera pada label. 4. Pestisida terbatas adalah pestisida yang dalam penggunaannya – Banyaknya jenis produk pestisida dan ZPT Zat Pengatur Tumbuh dipasaran, seperti produk insektisida, herbisida, fungisida dan jenis pestisida lainnya dengan tentunya merek dagang yang berbeda-beda, hal ini mempermudah kita untuk memilah dan memilih pestisida mana yang tepat untuk digunakan sesuai sasarannya. Jika diperhatikan, produk-produk pestisida dan zpt yang beredar di toko-toko pertanian, terdapat berbagai macam formulasi yang ditulis dengan kode tertentu berupa singkatan huruf kapital seperti EC, SC, SL, WP,GR, WG, dan lain-lain. Setiap bahan aktif pestisida memiliki daya larut yang bermacam-macam. Karakteristik daya larut dan target pasar adalah hal yang menjadi pertimbangan perusahaan produsen pestisida dalam memformulasikan suatu bahan aktif menjadai produk jadi yang siap dipasarkan. Setiap jenis formulasi suatu produk mempengaruhi cara aplikasinya dan juga mempengaruhi tata cara teknik pencampuran pestisida. Simak juga Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Akibat Keracunan Pestisida Ada suatu produk dengan merk dagang yang sama yang diproduksi satu perusahaan, dijual dengan formulasi yang berbeda, contohnya Regent 50 SC, Regent 80 WG dan Regent 0,3 GR. Karena formulasinya berbeda, tentu cara aplikasinya pun juga berbeda. Didalam kemasan produk pestisida atau produk ZPT biasanya terdapat nama bahan aktif yang terkandung didalamnya dan selain dari itu terdapat juga kode-kode tertentu yang ada didalam merek kemasan seperti contohnya Confidor 3 GR pada Furadan 400 SL pada Manuver 2,5 EC pada Decis dan kode lainnya. Secara garis besar, formulasi pestisida dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu Formulasi cair dan Formulsi Padat. Untuk bisa memahami berbagai macam formulasi pestisida, perlu diketahui beberapa istilah kimia berikut ini Solution/Larutan Suatu larutan dihasilkan bila suatu benda dilarutkan dalam cairan. Komponen pembentuk larutan tidak bisa dipisahkan secara mekanis. Setelah larutan terbentuk dengan cara diaduk, komponennya tidak akan memisah, tidak perlu pengadukan lagi agar tetap menjadi larutan. Contoh yang biasa kita jumpai adalah memasukan gula ke dalam air, kemudian diaduk, maka akan menjadi suatu larutan. Suspension/Suspensi Suspensi merupakan campuran yang mudah dipisahkan, di dalamnya terdapat partikel padat yang menyebar dalam cairan. Partikel padat tersebut tidak bisa terlarut, sehingga perlu pengadukan yang terus-menerus supaya partikel itu menyebar merata dalam cairan. Maka dari itu, terkadang produk pestisida yang formulasinya berbentuk suspensi, tertulis dalam kemasanya “kocok sebelum digunakan”. Emultion/Emulsi Emulsi terjadi jika suatu cairan yang berbentuk droplet/butiran ter-dispersi/menyebar dalam larutan lainnya. Tidak perlu pengadukan yang terlalu lama supaya emulsi tidak memisah. Pestisida berbentuk emulsi, bahan aktifnya di larutkan dulu dengan pelarut berbasis minyak, kemudian ditambah dengan pengemulsi, sehingga ketika dicampur dengan air untuk disemprotkan akan terbentuk emulsi. Formulasi emultion biasanya terlihat seperti cairan “susu”. Formulasi suspension biasanya terlihat “keruh/buram” Formulasi solution biasanya terlihat “transparan” Secara ringkas nama formulasi dan singkatannya adalah sebagai berikut 1. Formulasi Pestisida Bentuk Cair EC Emulsifiable Concentrate adalah formulasi berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan. Kandungan bahan aktif dalam pestisida atau ZPT jenis ini hanya larut di dalam minyak, agar mudah digunakan, pestisida ditambahkan bahan emulsi pencampur minyak oleh produsen, dengan demikian bahan aktif yang hanya larut dalam minyak dapat larut juga di dalam air, membentuk larutan seperti susu saat dicampur dengan air, bersifat stabil saat dicampur air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian. Contoh produk CRIPTAN 250 EC, CRONUS 18 EC , CROSS 100 EC, CROWEN 113 EC dan lain sebagainya. SC Suspension Concentrate dan WSC Water Soluble Concentrate Formulasi SC dan WSC mirip dengan EC, tapi menggunakan solvent berbasis air, jadi jika dicampur dengan air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk suspensi. Formulasi ini diaplikasikan dengan cara disemprotkan menggunakan alat sprayer. Contoh produk SC CULTAR 250 SC, ENTIBLU 450/100 SC, ZAMPRO 525 SC dan lain sebagainya. Contoh produk WSC Manuver 400 WSC, Agrogibb 40 WSC. SL Soluble Liquid dan L Liquid adalah formulasi berbentuk pekatan yang bisa larut dalam air, jika dicampur dengan air akan membentuk larutan. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan. Contoh produk Spontan 400 SL, CRASH 160 SL, SISTEMIK 240 SL, SOFFELL 130 SL, dll. Tidak seperti formulasi EC yang jika dituangkan ke dalam air, maka air akan menjadi “putih keruh” seperti “cairan susu”, sedangkan formulasi SL jika dituangkan ke dalam air akan larut, terlihat “transparan”tidak ada perubahan yang mencolok pada air tersebut. Di kalangan petani, ada perasaan kurang “mantap” jika larutan semprot tidak “putih-keruh”. AS Aquaeous Solution dan AC Aquaeous Concentrate AS dan AC merupakan larutan pekat yang dapat dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasikan dalam bentuk AS dan AC umumnya berupa pestisida berbahan aktif dalam bentuk garam yang memiliki kelarutan tinggi di dalam air. Cara aplikasinya dengan cara disemprotkan. Contoh produk Agrifos 400 AS. F Flowable, FW Flowable in Water dan FS Flowable Suspension Formulasi F, FS atau FW merupakan konsentrat cair yang sangat pekat mendekati seperti pasta, tapi masih bisa dituangkan. Jika dicampur air, akan membentuk suspensi partikel padat yang melayang dalam media cair . Karena bentuknya seperti pasta, memerlukan pengadukan yang terus-menerus supaya tidak mengendap. Jika sudah tersimpan terlalu lama, produk pestisida formulasi F kemungkinan akan memadat. Contoh produk PRONTO 600 FS. 2. Formulasi Pestisida Bentuk Padat D Dust adalah formulasi berbentuk debu/tepung yang siap pakai, dalam aplikasinya tidak perlu dicampur dengan air. Ukuran partikelnya sangat kecil 10-30 mikron dengan konsentrasi bahan aktif rendah sekitar 2%. Cara aplikasinya dengan dihembuskan dusting dengan alat tertentu. Contoh produk PARIGEN 0,5 D. GR Granula adalah formulasi berbentuk butiran padat dengan ukuran seragam. GR umumnya merupakan produk yang siap pakai dengan cara ditaburkan. Kandungan bahan aktifnya relatif rendah sekitar 3%. Contoh produk Furadan 3 GR, SOFATAN 3 GR, dll. Umpan Bait, B atau Ready Mix Bait RB atau RMB , Merupakan bentuk sediaan yang banyak digunakan dalam formulasi rodentisida untuk mengendalikan binatang besar tikus, babi hutan, tupai. Formulasi RB/RMB siap guna telah dicampur dengan pakan sedangkan formulasi B harus dicampur sendiri oleh penggunanya misalnya dengan beras. Contoh produknya COPTON 0,5 RB. BB Block Bait adalah formulasi berbentuk blok berupa umpan siap pakai. Contoh produknya yaitu KLERAT 0,005 BB, KRESNAKUM 0,005 BB, CONTRAC 0,005 BB, dll. WG, WDG Water Dispersible Granule dan SG Soluble Granule Formulasi WG dan WDG ini berbentuk butiran berbentuk butiran halus micro granule seperti formulasi G, namun kandungan bahan aktifnya relatif lebih tinggi dan dalam penggunaannya harus diencerkan terlebih dahulu dengan air, diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan membentuk larutan sempurna. Bersifat kurang stabil mudah mengendap, sehingga harus sering diaduk/dikocok secara teratur pada saat pemakaian. Contoh produk GARDENER 68 WG, WIN 20 WG, ZEERON 20 WG, SOYATIP 67 WG, Ally 20 WDG, dll Sedangkan formulasi SG bedanya jika dicampur dengan air akan membentuk larutan sempurna. Contoh produk Proclaim 5 SG, dll. WP Werrable Powder adalah formulasi berbentuk tepung dengan ukuran partikel sangat kecil satuan mikron dan mengandung bahan aktif yang relatif tinggi hingga 80%. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan, jika dicampur dengan air akan membentuk suspensi, dan perlu pengadukan yang lebih lama supaya dapat tercampur dengan air. Contoh produk CONFIDOR 5 WP, AVIDOR 25 WP, APPLAUD 10 WP, ANTRACOL 70 WP dan lain-lain. SP Soluble Powder adalah formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur dengan air akan membentuk larutan homogen. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Contoh produk ZIDAN 50 SP, PROTHENE 75 SP, dll. SD Seed Dressing merupakan formulasi khusus berbentuk tepung yang digunakan dalam perawatan benih. Contoh produk Saromyl 35 SD. 3. Formulasi Khusus MC yaitu formulasi padatan lingkar, contohnya yaitu ZEBRA 0,30 MC, artinya memiliki kandungan bahan aktif esbiotrin sebesar 0,30%. Ada juga COWBRAND 0,30 MC, dll. PA Pasta adalah formulasi berbentuk pasta. Contoh produk CP 150 PA, PROTHEPHON 10 PA, dll. LT adalah formulasi berbentuk losion. Contoh produk SLEEK ANTI MOSQUITO 12,5 LT, SOFFELL 13 LT, dll. CS Capsulated Suspension adalah formulasi berbentuk mikro kapsul dalam pekatan yang dapat disuspensikan. Contoh produknya yakni DEMAND 100 CS, dll. OD adalah formulasi berbentuk larutan dalam minyak. Contoh produknya CORNELIA 265/35 OD, dll. DF adalah formulasi berbentuk butiran yang dapat didispersikan dalam air. Contoh produk SPADA 60 DF, dll. TB Tablet adalah formulasi dalam bentuk tablet. Contohnya yaitu KINGPHOS 56 TB, HELLIPHOS 56 TB, HARVESTPHOS 56 TB, GIBGRO 20 TB, GIBBERSIPP 20 TB, GAPLUS 20 TB, dll. ULV Ultra Low Volume adalah formulasi berbentuk cair, bahan aktif yang dikandung sangat tinggi, dirancang untuk penyemprotan dengan menggunakan alat khusus dan tanpa dilarutkan dengan air lagi. LV, pestisida rumah tangga racun pernafasan berbentuk larutan yang dapat diuapkan. Contoh produknya BAYGON 13 LV, SIRMUK 7 LV, dll Simak juga Arti Simbol, Warna dan Kalimat Peringatan Bahaya pada Label Pestisida Demikian informasi tentang Arti Kode SL, EC, WP, SP, GR, TB, MC pada Kemasan Pestisida dan ZPT, semoga bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Kritik dan saran, serta penambahan informasi sangat kami harapkan, silahkan hubungi kami via email ke
Isimodul didasari konsep analisis jenis pekerjaan/jabatan untuk menghasilkan tamatan yang memiliki profil kompetensi pro duktif untuk : 1. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam keahlian budidaya tanaman. 2. Mampu memilih karir, berkompetensi dan dapat mengembangkan keahlian budidaya tanaman. 3.
Sebelum melangkah jauh, baiknya kita tahu dulu apa itu pestisida, insectisida, fungisida, dan lainnya. Pestisida adalah racun kimia yang berfungsi untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman OPT, baik itu berupa Hama atau Penyakit yang menyerang tanaman. Sedangkan berdasarkan jenis sasarannya Pestisida dibagi menjadi 7 jenis sesuai dengan kelompok atau golongannya. 1. Insektisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus mengendalikan hama jenis serangga. contohnya walang sangit, lembing, wereng, dan lain - lain. 2. Herbisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus dalam mengendalikan hama golongan gulma Jenis rumput 3. Fungisida, adalah jenis racun kimia yang diperuntukan khusus pembasmi jamur, seperti blas pada padi atau panu pada manusia. 4. Bakterisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh bakteri seperti hawar daun/kresek pada padi 5. Rodentisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama pengerat seperti tikus. 6. Moluskisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis moluska seperti, Keong dan kerang. 7. Nematisida, adalah jenis racun kimia khusus pembunuh hama jenis cacing-cacingan. Semoga dengan penjelasan di atas sudah jelas. Jadi insectisida, fungisida itu bagian dari pestisida ya. Mari kita bahas selanjutnya yaitu tentang bahan aktif pestisida. Petani umumnya jarang yang tahu tentang bahan aktif insektisida. Padahal dalam kesehariannya, mereka selalu bersentuhan dengan pestisida untuk pengendalian hama. Pestisida adalah zat kimia yang digunakan dalam bidang pertanian untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Namun demikian, penggunaan pestisida juga memiliki dampak negatif. Salah satu dampak negatif pestisida adalah timbulnya kekebalan resistensi hama maupun penyakit terhadap bahan aktif tertentu. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan pestisida yang kurang bijaksana, yakni dosis yang tidak sesuai anjuran dan tidak melakukan rotasi pestisida. 4 Golongan Pestisida dan Cara Kerjanya Berdasarkan cara kerjanya Mode of action, yaitu menurut sifat kimianya, pestisida dibagi menjadi empat 4 golongan besar antara lain sebagai berikut 1. Insektisida Golongan Organoklorin Merupakan insektisida sintetik yang paling tua yang sering disebut hidrokarbon klor. Secara umum diketahui bahwa keracunan pada serangga ditandai dengan terjadinya gangguan pada sistem saraf pusat yang mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas, gemetar, kemudian kejang hingga akhirnya terjadi kerusakan pada saraf dan otot yang menimbulkan kematian. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai. 2. Insektisida Golongan Organofosfat Merupakan insektisida yang bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga terjadi penumpukan asetilkolin yang berakibat pada terjadinya kekacauan pada sistem pengantar impuls saraf ke sel-sel otot. Keadaan ini menyebabkan impuls tidak dapat diteruskan, otot menjadi kejang, dan akhirnya terjadi kelumpuhan paralisis dan akhirnya serangga mati. 3. Insektisida Golongan Karbamat Merupakan insektisida yang berspektrum luas. Cara kerja karbamat mematikan serangga sama dengan insektisida organofosfat yaitu melalui penghambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Perbedaannya ialah pada karbamat penghambatan enzim bersifat bolak-balik reversible yaitu penghambatan enzim bisa dipulihkan lagi. Karbamat bersifat cepat terurai. 4. Insektisida Golongan Piretroid Merupakan piretrum sintetis, yang mempunyai sifat stabil bila terkena sinar matahari dan relatif murah serta efektif untuk mengendalikan sebagain besar serangga hama. Piretroid mempunyai efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi sistem saraf serangga pada peripheral sekeliling dan sentral pusat. Peretroid awalnya menstimulasi sel saraf untuk berproduksi secara berlebih dan akhirnya menyebabkan paralisis dan kematian. Dalam melakukan rotasi pestisida yang perlu diperhatikan adalah mengetahui cara kerja bahan aktif pestisida yang akan digunakan. Hal ini sesuai anjuran Insecticide Resistance Action Committee IRAC dan Fungicide Resistance Action Committe FRAC yaitu berdasarkan cara kerja yang berbeda. Karena beberapa bahan aktif yang berbeda memiliki cara kerja yang sama. IRAC dan FRAC memberi kode pada setiap cara kerja pestisida untuk mempermudah petani dalam melakukan pergiliran rotasi pestisida. Berikut ini tabel golongan pestisida, bahan aktif, kode cara kerja dan cara kerja pestisida No Golongan Nama Bahan Aktif Kode Cara Kerja Cara Kerja 1 Karbamat Alankarb-Aldikarb-Bendiokarb-Benfurakarb-Butokarboksim-Butoksikarboksim-Karbaril-Karbofuran-Karbosulfan-Etiofenkarb-Fenobukarb-Formetanat-Furatiokarb-Isoprokarb-Metiokarb-Metomil-Metolkarb-Oksamil-Pirimikarb-Propoksur-Tiodikarb-Tiofanoks-Triazamat-Trimetakarb-XMC-Silikarb 1 A Menghambat AChE acetylcholinesterase-menyebabkan hyperexcitation. AChE adalah enzim yang mengakhiri aksi rangsang neurotransmiter asetilkolin pada sinapsis saraf. Organofosfat Asefat-Azametifos-Azinfos-etil-Azinfosmetil-Kadusafos-Koretoksifos-Klorfenvinfos-Klormefos-Klorpirifos-Klorpirifosmetil-Koumafos-Sianofos-Demeton S metil-Diazinon-Diklorfos/DDVP-Dikrotofos-Dimetoat-Dimetilvinfos-Disulfoton-EPN-Etion-Etoprofos-Famfur-Fenamifos-Fenitrotion-Fention-Fostiazat-Heptenofos-Imisiafos-Isofenfos-Isoprofil O- metoksiaminotio-fosforil salisilat-Isoksation-Malation-Mekarbam-Metamidofos-Metidation-Mevinfos-Monokrotofos-Naled-Ometoat-Oksidemeton metil-Paration-Paration metil-Fentoat-Forat-Fosalon-Fosmet-Fosfamidon-Foksim-Pirimifos metil-Profenofos-Propetamfos-Protiofos-Firaklofos-Firidafention-Kuinalfos-Sulfotep-Tebupirimfos-Temefos-Terbufos-Tetraklorvinfos-Tiometon-Triazofos-Triklorfon-Vamidotion 1 B 2 Siklodin organoklorin Klordan-Endosulfan 2 A Memblokir saluran klorida aktivasi GABA menyebabkan hyperexcitation dan kejang-kejang. GABA adalah neurotransmiter inhibisi utama pada serangga. Fenilfirazol Etiprol-Fipronil 2 B 3 Piretroid dan Piretrin Acrinatrin-Alletrin-d-cis-trans Alletrin-d-trans Alletrin-Bifentrin-Bioalletrin-Bioalletrin Siklopentenil isomer-Bioresmetrin-Sikloprotrin-Siflutrin-beta-Siflutrin-Sihalotrin-lambda Sihalotrin-gamma-Sihalotrin-Sipermetrin-alfa-Sipermetrin-beta-Sipermetrin-tetasipermetrin-zeta-SipermetrinSifenotrin-1R-trans- isomers-Deltametrin-Empentrin EZ- 1R- isomers-Esfenvalerat-Etofenprox-Fenpropatrin-Fenvalerat-Flusitrinat-Flumetrin-tau- Fluvalinat-Halfenprox-Imiprotrin-Kadetrin-Permetrin-Fenotrin [1R-trans- isomer]-Pralletrin-Firetrins piretrum-Resmetrin-Silafluofen-Teflutrin-Tetrametrin-Tetrametrin [1R-isomers]-Tralometrin-Transflutrin 3 A Menyebabkan saluran natrium selalu terbuka sehingga pada beberapa kasus menyebabkan reaksi berlebihan oleh saraf. Saluran natrium terlibat dalam penyebaran info potensial di sepanjang akson saraf. DDT dan Metoksiklor DDT-Metokdiklor 3 B 4 Neonikotinoid Asetamiprid-Klotianidin-Dinotefuran-Imidakloprid-Nitenpiram-Tiakloprid-Tiametoxam 4 A Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga pusat. Nikotin Nikotin 4 B 5 Spinosin Spinetoram-Spinosad 5 Allosterically mengaktifkan nAChRs menyebabkan hyperexcitation dari sistem saraf. 6 Avermektin dan Milbemisin Abamektin-Emamektin benzoat-Lepimektin-Milbemektin 6 Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida glutamat GluCls menyebabkan kelumpuhan. Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting dalam serangga. 7 ZPT Hidropren-Kinopren-Metopren 7 A Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini mengganggu dan mencegah metamorfosis. Fenoksikarb Fenoksikarb 7 B Piriproksipen Piriproksipen 7 C 8 Akil halida Metil bromida and other alkil halid 8 A Menghambat pembentukan sel. hanya mekanismenya belum diketahui. Kloropikrin Kloropicrin 8 B Sulfuril fluorid Sulfuril fluroid 8 C Boraks Borax 8 D Tartar emetrik Tartar emetrik 8 E 9 Pimetrozin Pimetrozin 9 B Menyebabkan penghambatan makan selektif pada kutu putih dan kutu daun Flonikamid Flonikamid 9 C 10 Klofentezin – Heksitiazok – Diflovidazin Klofentezin – Heksytiazoks – Diflovidazin 10 A Menghambat pertumbuhan tungau Etoksazol Etoksazol 10 B 11 Bacillus thuringiensis atau Bacillus sphaericus Bacillus thuringiensis subsp. israelensis-Bacillus sphaericus-Bacillus thuringiensis subsp. aizawai-Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki-Bacillus thuringiensis subsp. tenebrionis. Bt crop proteins Cry1Ab; Cry1Ac; Cry1Fa; Cry2Ab; mCry3A; Cry3Ab; Cry3Bb; Cry34/35Ab1 - Racun protein yang mengikat pada reseptor pada membran saluran pencernaan tengah dan mendorong pembentukan pori-pori mengakibatkan ketidakseimbangan ion dan septicaemia 12 Diafentiuron Diafentiuron 12 A Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada mitokondria Organotin mitisid Azosiklotin-Siheksatin-Fenbutatin oksid 12 B Propargit Propargit 12 C Tetradifon Tetradifon 12 D 13 Klorfenapir – DNOC – Sulfuramid Klorfenapir-DNOC-Sulfuramid 13 Gangguan pada gradien proton; sirkuit gradien proton disebut protonofores yang pendek pada mitokondria sehingga ATP tidak dapat disintesis. 14 Nereistoksin analog Bensultap-Kartap hidroklorid-Tiosiklam-Tiosultap-sodium 14 Memblokir saluran ion nAChR sehingga blok sistem saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory neurotransmitter penghubung utama dalam sistem saraf serangga pusat. 15 Benzoilurea Bistrifluron-Klorfluazuron-Diflubenzuron-Flusikloksuron-Flufenoksuron-Heksaflumuron-Lufenuron-Novaluron-Noviflumuron-Teflubenzuron-Triflumuron 15 Menghambat biosintesis kitin 16 Buprofezin Buprofezin 16 Menghambat biosintesis kitin pada beberapa serangga khususnya kutuputih 17 Siromazin Siromazin 17 Merontokkan kutikula saat proses pergantian kulit serangga 18 Diasilhidrazin Kromafenozid-Halofenozid-Metoksifenozid-Tebufenozid 18 Meniru hormon ganti kulit ekdison menginduksi kutikula serangga dewasa agar rontok sebelum waktunya 19 Amitraz Amitraz 19 Mengaktifkan reseptor oktopamin mengarah ke hyperexcitation rekasi saraf berlebihan. Oktopamin adalah hormon pada serangga yang menyerupai adrenalin seperti neurohormon untuk pertahanan diri atau untuk terbang. 20 Hidrametilnon Hidrametilnon 20 A Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. Asequinosil Asequinosil 20 B Fluacripirim Fluacripirim 20 C 21 METI akarisida dan insektisida Fenazakuin-Fenpiroksimat-Pirimidifen-Piridaben-Tebufenpirad-Tolfenpirad 21 A Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. Rotenon Rotenon Derris 21 B 22 Indoksakarb Indoksakarb 22 A Memblokir saluran natrium menyebabkan pemadaman sistem saraf dan kelumpuhan. Saluran natrium yang terlibat dalam penyebaran potensial aksi di sepanjang akson saraf. Metaflumizon Metaflumizon 22 B 23 Asam Tetronik dan Asam Tetramik Spirodiklofen-Spiromesifen-Spirotetramat 23 Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam biosintesis lipid sehingga menyebabkan kematian serangga. 24 Fosfin Aluminium fosfid-Kalsium fosfid-Fosfine-Zinc fosfid 24 A Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. Sianida Sianida 24 B 25 Turunan Beta-Ketonitril Sienopirafen-Siflumetofen 25 Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga mencegah pemanfaatan energi oleh sel. 28 Diamida Chlorantraniliprole-Cyantraniliprole-Flubendiamide 28 Aktifnya otot reseptor rianodin menyebabkan kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma dari sel intraseluler. Contoh Cara Pergiliran Pestisida yang Baik dan Benar Insecticide Resistance Action Committee IRAC dan Fungicide Resistance Action Committe FRAC mengharuskan agar rotasi pestisida dilakukan berdasarkan cara kerja yang berbeda, karena bahan aktif yang berbeda dapat mempunyai cara kerja yang sama. Pemberian kode cara kerja pestisida bertujuan untuk memudahkan petani dalam melakukan pergiliran pestisida. Ketentuannya sebagai berikut - Kode cara kerja pestisida berupa angka dan huruf, golongan pestisida dengan kode angka yang sama menunjukkan cara kerja yang sama. Sebagai contoh, kode cara kerja pestisida golongan karbamat adalah 1A dan golongan organofosfat 1B. Artinya kedua golongan pestisida tersebut mempunyai cara kerja yang sama. Jika telah menggunakan insektisida dari golongan karbamat tidak dianjurkan menggunakan insektisida dari golongan organofosfat. - Cara melakukan rotasi pergiliran pestisida yang baik dan benar adalah dengan mengaplikasikan 2 atau 3 jenis pestisida dari golongan yang memiliki cara kerja yang berbeda. Misalnya menggunakan insektisida dari golongan karbamat, neonikotinoid kemudian dari golongan piretrin. - Kesimpulannya bila mau mengaplikasikan 2 atau lebih insectisida lihat bahan aktifnya pada tabel di atas. Bahan aktif harus berbeda golongan dan cara kerjanya juga beda. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan tentang bahan aktif pestisida. ACTARA25 WG KEMASAN 10 GRAM | INSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN ULAT , di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Carapraktis untuk konsultasi secara online. serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pupuk dan pestisida. Kegiatan : Pengawalan pengembangan pupuk; Bantuan langsung pupuk; Layanan Konsultasi Teknis Mencakup seluruh layanan atas tugas dan fungsi Ditjen PSP yang didalamnya terdiri dari 6 Unit Kerja. SEKRETARIAT DIREKTORAT
Pestisidatelah cukup lama digunakan dalam bidang pertanian. Manfaatnya adalah untuk meningkatkan hasil produksi pertanian karena hama yang dapat mengganngu pertanian dapat dibasmi. Namun tahukah kalian akhir-akhir ini penggunaa pestisida mulai dikhawatirkan dampak negatifnya terutama pada lingkungan? Disamping bermanfaat untuk meningkatkan
KODEDAN KOMPONEN PESTISIDA Pestisida yang beredar dipasaran, dalam kemasannya dilengkapi dengan kode-kode baik berupa tulisan, simbol/warna maupun gambar (pictogram) yang menjelaskan kandungan, sifat, petunjuk penggunaan dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Setiap pestisida mencantumkan nama bahan aktif, formulasi, cara kerja, dosis
Pestisidamencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia profenofos (ANSI), profenofos (Curacron), Profenophos, Selecron, Gunakan kode tidak. 111401 111401. Rumus molekul: C 11 H 15 merupakan insektisida non-sistemik dengan kerja
iAsn.
  • lonfmu9aog.pages.dev/554
  • lonfmu9aog.pages.dev/69
  • lonfmu9aog.pages.dev/272
  • lonfmu9aog.pages.dev/974
  • lonfmu9aog.pages.dev/357
  • lonfmu9aog.pages.dev/577
  • lonfmu9aog.pages.dev/17
  • lonfmu9aog.pages.dev/327
  • lonfmu9aog.pages.dev/126
  • lonfmu9aog.pages.dev/891
  • lonfmu9aog.pages.dev/747
  • lonfmu9aog.pages.dev/999
  • lonfmu9aog.pages.dev/791
  • lonfmu9aog.pages.dev/535
  • lonfmu9aog.pages.dev/628
  • kode cara kerja pestisida